Home / Daerah

Minggu, 6 Februari 2022 - 02:34 WIB

Dugaan Mafia Tanah Dan Tikus-Tikus Berulah, Tanah Restan (R) Desa Woekob Dilumat Habis

Ahad, 06/02/2022.

π“πˆππˆπŠπŽπ‘.𝐒𝐝 HALTENG – Puluhan warga masyarakat desa Woekob Kecamatan Weda tengah melakukan aksi unjuk rasa tadi pagi pukul 10:57 WIT.

Unjuk rasa dan pemalangan jalan ini, akibat dari buntut ketidakjelasan perusahaan atas pembayaran tanah Restan (R) yang masuk di wilayah desa Woekob, ungkap kordinator aksi Simon.

Menurutnya, pihak perusahaan bagian pengukuran tanah yang di pekerjakan oleh perusahaan harus tahu dengan jelas, apa itu tanah Restan (R) sebab tanah Restan merupakan tanah sisa pembagian lahan didalam Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) yang telah diberikan kepada warga masyarakat dan areal itu masuk di wilayah administratif woekob, tuturnya.

“Unjuk rasa masyarakat hari ini
didasari dengan ketidak jelasan pihak perusahaan bagian pengukuran yang asal bayar ke para tikus-tikus, bahkan tidak menghargai kepala desa Woekob,Β kesalnya.

Kalau pihak perusahaan menghargai kepala desa Woekob, harusnya saat areal itu mau di gunakan, perusahaan berkewajiban mengundang kedua belah pihak yang berbatasan, bukan mengundang salah satu kepala desa saja”, ujarnya.

Memurutnya lagi, kalau ini di biarkan, mafia tanah dinilai semakin merajalela dengan berbagai modus, hal tersebut bisa terjadi berulang kali. Dia pun menyebut, mafia tanah seperti ini bisa terjadi di semua lini.”Hal ini yang harusnya menjadi perhatian Mr Scoot sehingga mafia tanah tidak boleh lagi merajalela, bahkan tidak merugikan masyarakat dan perusahaan, tegasnya.

Selanjutnya ia juga menjabarkan, dugaan modus operandi mafia tanah di weda tengah, yaitu dugaan pemalsuan dokumen (Alas Hak). Ada pula yang mengendalikan dengan cara merekayasa legalitas (pengelapan dan penipuan) dan pemalsuan kuasa pengurusan hak atas tanah.

Maka kata dia, “akibat dari keteledoran yang terjadi, kami mengambil sikap tegas dengan cara memalang jalan itu agar ada kejelasan, sebab sudah tiga (3) kali kami menyurat ke pihak perusahaan tapi tidak di gubris dan terkesan pandang enteng masyarakat di tambah lagi warga masyarakat selalu di perhadapkan dengan Brimob dan TNI, ungkapnya.

READ  Kasus HIV/AIDS di Halmahera Tengah Meningkat Tajam, DPRD Desak Penetapan Status KLB

Sejumlah warga  yang turut unjuk rasa itu mengatakan, kalau pihak petinggi perusahaan tidak menyelesaikan masalah yang menjadi hak desa kami, maka kami tidak akan pernah berhenti hingga, apa yang menjadi hak desa segera di pertanggungjawabkan oleh perusahaan, tegas mereka.(Rosa).

Share :

Baca Juga

Daerah

Warga Tenggelam Dipantai Malamnyasi Belum Ditemukan.

Daerah

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Tengah Secara Resmi Membuka Kegiatan Percepatan Literasi dan Numerasi Jenjang Sekolah Dasar

Daerah

Cabor Karate, Tim Popda Halteng Raih Juara Umum.

Daerah

Panwascam Tindaklanjut Temuan Pelanggaran, Asn, PTT Dan Salah Satu Oknum Polisi.

Daerah

Ketua LSM Gele-gele Menilai, “Penjelasan Ketua DPRD, Terkesan Membodohi Rakyat Halmahera Tengah”.

Daerah

MASYARAKAT DESA PATLEAN JAYA MERIAHKAN HUT KE XI TAHUN 2023.

Daerah

Tembok Penahan Tanah (TPT) Desa Peniti, Ambruk Akibat Galian Saluran.

Daerah

Pimpinan DPRD Seakan Menjadi Humas Pada Pemerintah Daerah Halmahera Tengah

You cannot copy content of this page